Guru adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Ia adalah seorang pengajar yang memberikan ilmu kepada peserta didiknya tanpa mengharapkan imbalan apapun. Dari sekian banyak guru yang pernah mengajar peserta didiknya, dari pendidikan TK sampai perguruan tinggi tentunya memberikan kesan dan pengalaman tersendiri bagi seseorang yang pernah menjadi peserta didiknya sampai sekarang. Entah itu kesan atau pengalaman yang baik, maupun kesan yang jelek sekalipun. Begitupun juga dengan saya, satu dari sekian banyak guru tersebut yang paling membekas dalam memori saya adalah tentunya yang memberikan kesan yang baik, sehingga saya menaruh perasaan kagum terhadap beliau dan teringat terus untuk dikenang sampai saat ini.
Adapun guru yang saya kagumi dan memberikan kesan yang cukup baik sehingga masih layak untuk dikenang tersebut adalah bapak I Made Purinaya atau yang biasa disapa Pak Made. Beliau mengajar mata pelajaran geografi pada waktu saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar tahun 2000 silam. Beliau mengajar di SMP 1 Giri Banyuwangi. Beliau sampai saat inipun masih mengajar disana. Mendengar dari namanya, sudah tidak asing lagi jika pak Made memang berasal dari pulau dewata Bali. Akan tetapi beliau sejak di bangku kuliah sudah tinggal dan menetap di Banyuwangi sampai sekarang.
Kesan pertama yang saya dapatkan dari pertama kali saya diajar pak Made adalah dari mendengar perkataan-perkataan beliau ketika mengajar yang berbahasa Indonesia dengan logat seperti bahasa Bali. Kita pasti sudah tahu bahwa orang dari Bali itu mempunyai ciri khas jika mereka berbahasa Indonesia. Seperti pada pelafalan huruf “t” yang terdengar seperti lain. Jadi waktu itu terdengar lucu sekali ketika beliau berbicara, terutama dengan kata-kata berpengucap huruf “t” karena berbeda sekali dengan kebanyakan orang yang rata-rata orang Banyuwangi di daerah saya yang berbicara bahasa Indonesia tidak menggunakan logat Bali melainkan menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Jawa maupun Using.
Di kesempatan lainnya, kesan yang saya tangkap dari beliau adalah pembawaannya yang tegas, sopan, sabar, dan bersahaja. Meskipun beliau orang Bali, beliau memang baik kepada semua orang dan bergaul dengan semua orang-orang disekitanya tanpa membeda-bedakan suku, agama, maupun yang lainnya. Selain itu beliau jugaselalu murah senyum dan sopan santun kepada siapa saja sehingga banyak orang yang menghormati dan menghargai beliau. Pada waktu mengajarpun pembawaan mengajar beliau juga sangat mudah dipahami oleh siswa, karena beliau mempunyai prinsip mengajar yaitu ikhlas dan tulus mendedikasikan seluruh ilmunya kepada peserta didiknya sampai kapanpun dan dimanapun. Setiap beliau mengajar di kelas saya, teman-teman menjadi semangat untuk belajar dan tidak jarang banyak teman-teman sekelas saya yang mengagumi beliau.
Dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas, Pak Made juga seorang guru yang mempunyai sifat humoris. Di sela-sela mengajar, beliau juga sempat memberikan joke-joke segar dan berkelakar kepada siswanya agar tidak terlalu tegang dalam menerima pembelajaran dari beliau. Beliau selalu berpesan kepada siswa agar dalam belajar itu jangan terlalu dibuat tegang, karena dengan terlalu tegang, maka konsentrasi belajar akan terganggu dan pada saat ulangan atau ujian sekolah materi yang sebelumnya dipelajari di rumah tidak diterapkan dengan baik sehingga menjadi blank. Oleh karena itu, beliau menyarankan kepada kami untuk belajar serileks mungkin dengan cara belajar sambil mendengarkan musik atau belajar dengan suasana yang santai tapi serius sehingga dengan cara belajar yang seperti itu diharapkan dapat masuk ke dalam ingatan kita. Selain itu, beliau menyarankan sebelum belajar hendaknya perut diisi terlebih dahulu karena menurut beliau dengan makan sebelum belajar, dapat memberikan tenaga dan konsentrasi yang maksimal, sehingga kita mampu belajar dengan baik.
Setelah saya mengenal pak Made lebih jauh, kesan lain yang saya dapatkan berikutnya adalah pak Made termasuk sosok guru yang kreatif.
Beliau mengajar siswa sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Beliau menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, mulai dari metode pembelajaran siswa aktif, pembelajaran kontekstual, hingga pembelajaran di luar kelas. Hal inilah yang membuat siswa menjadi semangat untuk belajar, karena kebutuhan belajar mereka terpenuhi dengan baik dan guru berperan sebagai fasilitator yang tugasnya membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa selama mengikuti pelajaran. Dengan begitu pembelajaran di kelas menjadi lebih bervariasi, kreatif, dan menyenangkan. Metode pembelajaran seperti inilah yang diharapkan untuk diterapkan ke depannya yang menuntut guru untuk kreatif dan inovatif dalam mengajar peserta didiknya yang membuat peserta didik menjadi lebih giat belajar, tidak terbebani, dan menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan.
Di luar situasi pembelajaran, kesan selanjutnya yang saya dapatkan dari sosok pak Made adalah beliau sosok orang yang sederhana dan dermawan dalam kehidupannya. Beliau selalu menyisihkan sebagian harta yang ia punya dengan memberikannya kepada orang-orang yang kurang beruntung. Beliau pada waktu itu pernah memberikan sumbangan pakaian-pakaian bekas kepada anak-anak yang tinggal di salah satu desa terpencil yang mana mereka dari sisi ekonomi kurang mampu untuk membeli pakaian. Jadi beliau berinisiatif sendiri bersama teman-teman beliau untuk sedikit-sedikit dapat membantu meringankan beban yang dipikul oleh anak-anak tersebut.
Melihat rasa kedermawanan beliau, mungkin beliau adalah satu dari sekian banyak orang yang mau berbagi dengan sesamanya. Ingin rasanya saya seperti beliau yang dari segi kemanusiaan, beliau sangat patut ditiru, bukan hanya saya saja yang ingin mencontoh keteladanan beliau, akan tetapi bagi semua orang yang peduli dengan kaum miskin dan kaum yang kurang beruntung.
Selain menjadi seorang guru, ternyata pak Made tidak cukup puas hanya dengan mengajar saja. Oleh karena itu, di sela-sela kesibukannya sebagai seorang guru, pak Made diam-diam juga mendirikan sebuah usaha sampingan. Beliau saat itu membuka usaha kue-kue kering bersama istrinya. Adapun kue yang dibuat adalah kue kacang sembunyi, castangel , putri salju, dan lain sebagainya. Beliau mendapatkan ide membuka usaha kue kering tersebut didapat dari pengalaman teman beliau dari Bali yang kebetulan juga membuka usaha aneka kue kering khas Bali. Karena menurut beliau usaha tersebut menjanjikan dan mempunyai prospek yang cukup bagus, maka beliau juga mencontoh dan menerapkan usaha tersebut di Banyuwangi, akan tetapi kue keringnya di modifikasi sedemikian rupa yang sekiranya cocok untuk lidah orang Banyuwangi. Memang pertama kali beliau memasarkan produknya masih butuh banyak perjuangan, karena banyak kompetitor yang melakukan usaha yang sama. Pada awalnya, beliau menjual produknya kepada teman-temannya di SMP 1 Giri dan hasilnyapun tidak sia-sia, beliau mendapatkan keuntungan yang lumayan.
Setelah itu, penjualan diperluas lagi dan lambat laun usahanya berkembang sampai sekarang.
Berkaca dari pengalaman tersebut, saya kagum sekali dengan perjuangan pak Made. Beliau tidak mudah untuk berputus asa dan cepat puas dalam melakukan sesuatu. Beliau mampu membaca peluang dan peluang itupun dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga beliau menjadi orang yang sukses dalam pekerjaan maupun dalam usaha yang telah beliau jalankan selama ini. Dari pengalaman tersebut juga dapat dijadikan hikmah bahwa seseorang itu jika ingin memulai sesuatu dari nol dan jangan mudah untuk berputus asa dan cepat puas dalam menggapai apa yang diharapkan.
Selama saya diajar oleh pak Made semasa SMP, banyak sekali pengalaman-pengalaman hidup berharga yang dapat saya petik dari beliau untuk saya terapkan di kemudian hari. Beliau selalu memberikan pengalaman hidup yang filosofis dan bermakna bagi kehidupan manusia. Meskipun berbeda agama, akan tetapi ajaran-ajaran yang ada di agama beliau umumnya dapat diterima oleh seluruh umat manusia di bumi ini. Mulai dari pengalaman hidup rasa saling menghargai atau teposeliro tanpa membeda-bedakan, mendedikasikan ilmunya secara penuh keikhlasan, tidak mudah putus ada dan tidak mudah puas menggapai sesuatu, sampai pada kedermawanan yang dimiliki oleh pak Made, sepatutnya dapat diterapkan bagi seluruh manusia yang ada di muka bumi sehingga tidak menutup kemungkinan suatu saat di dunia ini terwujud kehidupan yang damai, tidak ada sikap yang saling bermusuhan, dan menciptakan kehidupan yang rukun dan tentram.
Dari beberapa pengalaman yang saya ceritakan mengenai sosok guru yang paling dikagumi, Pak Made memang sosok guru yang patut untuk ditiru oleh guru-guru yang lainnya pada saat ini. Tidak jarang memang ada sosok guru yang setipe dengan pak Made. Guru-guru yang ada saat ini pada umumnya masih saja ada sosok guru yang agak killer atau ia bagaikan “malaikat pencabut nyawa” yang membuat siswa-siswanya menjadi takut atau enggan diajar oleh mereka. Oleh karena itu diharapkan untuk ke depannya kita membutuhkan sosok guru seperti pak Made-pak Made yang lainnya, sehingga dapat memberi kesan bahwa guru itu tidak selalu ditakuti oleh peserta didiknya, akan tetapi memberi kesan bahwa guru itu adalah sosok yang harus digugu dan ditiru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar