Saat ini, pendidikan
luar sekolah adalah bagian penting dari sistem pendidikan yang mempunyai tugas
dan peranan yang sama dengan sistem pendidikan lainnya dalam memberikan
pelayanan dalam pendidikan yang bersifat non formal kepada masyarakat. Sasaran
dari pendidikan luar sekolah yang semakin luas dan menyeluruh tidak hanya
sekedar melayani masyarakat yang terpinggirkan (marginal) seperti
masyarakat buta aksara, anak putus sekolah, dan para lansia, akan tetapi
sasaran pendidikan luar sekolah saat ini sudah menjangkau pada anak-anak usia
dini, anak-anak yang bersekolah dalam situasi pembelajaran di rumah atau dapat
kita sebut homeschooling, serta
masyarakat yang membutuhkan sebuah kecakapan-kecakapan tertentu untuk
mendapatkan pengalaman kerja.
Mengingat betapa
pentingnya sasaran tersebut, maka program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh pendidikan luar sekolah harus terus diperluas lagi untuk ke depannya
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat. Pada prinsipnya,
perluasan kegiatan atau program-program pendidikan luar sekolah juga harus
sejalan dengan pemikiran baru tentang konsep belajar (learning). dimana belajar yang terkesan hanya dilakukan pada
konsep persekolahan sudah tidak tepat lagi dan mulai bergeser di luar
persekolahan. Pada saat ini, belajar merupakan hal yang universal untuk
diterapkan oleh tiap individu, mulai dari mereka lahir sampai meninggal sehingga
muncullah konsep pembelajaran sepanjang hayat. Sehubungan dengan hal ini ada
sebuah definisi belajar (learning)
yang dikemukakan oleh Robinson sebagai berikut : ‘’Learning as knowledge got by study‘’ (Robinson, 1981:84). Pada
definisi ini, tergambar adanya kesadaran dan kemauan pada diri warga didik (learner), tidak memandang usia untuk memperoleh pengetahuan atau untuk
mengubah tingkah lakunya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas belajarnya.
Sehubungan
dengan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka masalah yang perlu dipecahkan
yang berkaitan dalam judul atau tema makalah ini adalah : Seberapa pentingkah
keberadaan pendidikan luar sekolah dalam mewujudkan masyarakat yang gemar
belajar?Bagaimana strategi pendidikan luar sekolah dalam mewujudkan masyarakat
gemar belajar? Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini ditujukan bagi penulis makalah dan pembaca makalah.
Tujuan bagi penulis, yaitu makalah ini dimaksudkan untuk membahas mengenai
betapa pentingnya pendidikan luar sekolah dalam mewujudkan masyarakat yang
gemar belajar. Sementara itu bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan untuk
menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan terutama pada hal yang berkaitan
dengan pendidikan luar sekolah.
Pendidikan
Luar Sekolah dan Masyarakat Gemar Belajar
Proses pembangunan yang
berjalan semakin cepat, menuntut keikutsertaan jutaan orang dewasa yang
terdidik, sementara lembaga pendidikan formal yang ada tidak mampu untuk
menjangkau permasalahan-permasalahan pendidikan di tengah-tengah masyarakat. Hal
ini dapat diketahui pada daerah-daerah tertentu sejumlah penduduk menemukan bahwa
sistem pendidikan persekolahan tidak mampu untuk membekali
keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan untuk bersaing secara terbuka
dalam masyarakat teknologis.
Proses pendidikan
tersebut, mengembang ke luar dari sistem-sistem formal terstruktur ke dalam
suatu sistem konfigurasi baru dari suatu rangkaian pemikiran dan pengalaman
yang terpisah secara melebar dan jenis pertemuan lainnya dengan mendayagunakan
fasilitas yang tersedia. untuk itu, pendidikan luar sekolah dapatlah dijadikan
sebagai solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Pendidikan luar sekolah
adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan secara terorganisasikan, terencana di
luar sistem persekolahan, yang ditujukan kepada individu ataupun kelompok dalam
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. (Santoso dalam Marzuki,
2010:105). Peran pendidikan luar sekolah sebagai pengganti, penambah, atau
pelengkap pendidikan formal merupakan suatu konfigurasi yang kontekstual dan
kehidupan yang relevan, sehingga mampu mewujudkan program atau kegiatan
pendidikan non formal yang strategis di masyarakat. Senada dengan hal tersebut,
Jansen (dalam Marzuki, 2010:107) mengemukakan bahwa tujuan dari pendidikan luar
sekolah adalah membimbing dan merangsang perkembangan sosial ekonomi suatu
masyarakat ke arah peningkatan taraf hidup.
Perubahan,
pengembangan, dan perluasan program dari pendidikan luar sekolah memberikan
sebuah apresiasi dan paradigma baru terhadap cara-cara yang dilakukannya.
Pendidikan luar sekolah dapat berperan dalam menyediakan pendidikan bagi
masyarakat, terutama bagi orang dewasa, baik bagi mereka yang tidak memiliki
akses kepada pendidikan formal maupun
bagi mereka yang dalam pendidikan formalnya tidak banyak ditemui dan tidak
relevan lagi dengan situasi perkembangan di lingkungannya sesuai dengan
perkembangan zaman. Munculnya konsep masyarakat gemar belajar sepanjang hayat,
mendorong individu, lembaga, asosiasi, masyarakat yang peduli akan pendidikan
atau badan usaha lain untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan cara
berpikir baru dalam merespon tantangan kebutuhan baru masyarakat tentang
pendidikan dan belajar (learning).
Sekolah sebagai lembaga formal sudah tidak mampu lagi menjadi wadah kebutuhan
yang diinginkan masyarakat sekarang dan badan-badan bisnis sudah tidak lagi
mengurusi bisnis semata, melainkan juga bergeser untuk ikut serta dalam
mengurus pendidikan, terutama pendidikan non formal.
Kehadiran
organisasi-organisasi baru bermuatan pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan
tanpa label sebagai tambahan, perluasan lanjutan, dan lainnya memberi kepuasan
dan kemudahan kepada masyarakat untuk belajar membelajarkan diri, sehingga
dapat menjadi self supporting
organizations untuk ikut serta dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah.
Ada beberapa peran masyarakat tertentu dalam mengembangkan program-program yang
berkaitan dengan pendidikan luar sekolah, diantaranya adalah : masyarakat ikut
membangun PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat), SKB (Sanggar Kegiatan
Belajar), Lembaga Kursus dan Pelatihan, pendidikan keagamaan dalam bentuk
pesantren memberikan bekal kepada para santri tidak hanya dalam bentuk
pendidikan agama, tetapi sudah bergeser kepada pendidikan umum dan keterampilan
berwirausaha sebagai bekal hidup di masyarakat nanti.
Sosialisasi usaha
pendidikan berskala luas melalui organisasi masyarakat dalam dunia pendidikan
memunculkan istilah baru, yaitu learning community
atau masyarakat gemar belajar. Konsep learning community mengharuskan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari berbagi
pengalaman antara teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum
tahu. Di ruang ini, di kelas ini, atau disekitar sini, juga orang-orang yang
ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar. Dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya hetorogen seharusnya orang yang terampil atau kaya ide membantu yang
tidak mampu, yang pandai mengajari yang lemah dan begitu seterusnya. Proses ini
akan memberikan perubahan perilaku (entering
behavior). Kegiatan saling belajar (kerjasama) ini bisa terjadi apabila
tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa
sungkan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua
pihak harus saling mendengarkan. Kalau setiap orang mau belajar dari orang
lain, maka setiap orang lain bisa manjadi sumber belajar, dan ini berarti bahwa
setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman.
Terciptanya masyarakat
gemar belajar dapat memberikan nuansa baru dan nafas pendidikan di tengah
masyarakat, kondisi ini dicermati sebagai suatu wujud nyata model pendidikan
sepanjang hayat yang diterapkan dalam program-program atau kegiatan pendidikan
luar sekolah. Fenomena tersebut mendorong terbukanya kesempatan kepada
masyarakat untuk belajar lebih luas sepanjang hidupnya sehingga tumbuh semangat
dalam diri mereka untuk belajar secara langsung dan mandiri (self directing learning) dan memperkuat
keberdayaan pendidikan (educadibility)-nya
agar selalu mendidik diri dan masyarakat di lingkungannya, adalah merupakan
sisi positif dari kehadiran konsep-konsep yang mendasari pendidikan non formal.
Strategi
dalam Mewujudkan Masyarakat Gemar Belajar
Terwujudnya masyarakat
gemar belajar, dapat menciptakan berbagai peluang pada pendidikan luar sekolah
di tempat yang mudah diakses dengan cara-cara yang sesuai dengan potensi,
keterampilan dan kecakapan warga belajar untuk lebih giat lagi dalam mencari
informasi baru yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya. Dengan semakin
luasnya pelaksanaan pendidikan non formal pada satuan pendidikan luar sekolah,
maka lima strategi dasar yang perlu untuk dikembangkan adalah (Sudjana, 2000:37)
:
1) Pendekatan
kemanusiaan (humanistic approach),
adalah masyarakat dipandang sebagai subjek pembangunan. masyarakat diakui
memiliki potensi untuk berkembang dan sedemikian rupa ditumbuhkan untuk
membangun dirinya.
2) Pendekatan
partisipatif (participatory approach),
mengandung pengertian bahwa masyarakat, lembaga-lembaga terkait, dan atau
komunitas dilibatkan dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan masyarakat.
3) Pendekatan
kolaboratif (collaborative approach),
dalam pembangunan masyarakat perlu adanya kerjasama dengan pihak lain
(terintegrasi), terkoordinasi, dan sinergi.
4) Pendekatan
berkelanjutan (continuation approach),
pembangunan masyarakat dilakukan secara berkesinambungan, untuk itulah
pembinaan kader yang berasal dari masyarakat adalah hal yang paling pokok.
5) Pendekatan
budaya (cultural approach),
penghargaan budaya dan kebiasaan, adat istiadat yang tumbuh di tengah
masyarakat dalam pembangunan masyarakat perlu untuk diperhatikan.
Dengan kelima strategi
tersebut, maka pendidikan luar sekolah seperti apa yang dibutuhkan masyarakat
dalam arti program pendidikan luar sekolah yang mampu menyentuh dan mengangkat
masyarakat menjadi lebih baik dalam kehidupannya (better living) yang ditandai dengan meningkatnya kecakapan hidup
maupun pendapatan ekonominya, kesadaran akan lingkungan sosialnya, atau
masyarakat yang mengerti dan memahami bagaimana ia membangun dirinya. Mengacu pada
prinsip dan strategi dasar yang perlu diperhatikan pendidikan luar sekolah mengingat
pentingnya pendidikan luar sekolah dalam rangka perannya di dalam menumbuhkan
masyarakat yang gemar belajar adalah :
a) Mengembangkan
program-program pendidikan luar sekolah yang mampu mengembangkan masyarakat
sehingga mereka memiliki daya penyesuaian (adaptability),
daya lentur (flexibility), ,inovatif,
dan mengembangkan kecakapan hidup (life
skill) yang baik.
b) Mengembangkan
program-program pendidikan yang mampu mengangkat kemiskinan masyarakat pedesaan
dan perkotaan, baik melalui program pendidikan keterampilan maupu jenis program
pendidikan lain yang mampu menyentuh kebutuhan nyata dalam kehidupan masyarakat.
c) Mengenali
permasalahan yang ada di masyarakat yang dapat dijadikan atau disentuh melalui
peran-peran dan tugas-tugas pendidikan non formal secara nyata dengan tetap
menjaga keaslian asas pembangunan masyarakat oleh dan untuk masyarakat itu
sendiri.
d) Mengembangkan
program-program pendidikan luar sekolah dengan tetap mengacu pada teknologi
pendidikan luar sekolah yang inovatif, serba baru, dan berbiaya murah.
Kesimpulan
Berdasarkan
pada pentingnya peran dari pendidikan luar sekolah serta strategi dasar
pengembangannya dalam mewujudkan masyarakat yang gemar belajar, maka kajian
pendidikan luar sekolah itu sendiri diarahkan pada dua hal, yaitu pertama, mengenai kajian pendidikan luar
sekolah itu sendiri (kajian internal), kajian ini berhubungan dengan kajian
kurikulum (program pendidikan luar sekolah), model program pendidikan luar
sekolah, sasaran program pendidikan luar sekolah, serta keberadaan pendidikan
luar sekolah sampai saat ini. Kedua, kajian
pendidikan luar sekolah berkaitan dengan pandangan masyarakat dan pemerintah
terhadap program-program pendidikan luar sekolah (pengakuan), kajian ini bisa
disebut juga sebagai kajian eksternal. Kajian ini penting karena masyarakat
tidak hanya dijadikan sebagai sasaran pendidikan luar sekolah saja, akan tetapi
masyarakat dipandang sebagai pelaku (sumber belajar) pendidikan luar sekolah
itu sendiri. Sedangkan harapan terhadap pemerintah hanya berhubungan terhadap
pengakuan keberadaan dari pendidikan luar sekolah, karena pendidikan ini harus
mendapatkan tempat yang sama dengan pendidikan persekolahan (formal) sehingga
ke depannya nanti pendidikan luar sekolah dapat dijadikan alternatif baru bagi
masyarakat yang ingin mendapatkan layanan pendidikan yang tidak mereka dapatkan
pada pendidikan formal.
DAFTAR RUJUKAN
Marzuki, Saleh. 2010. Pendidikan Non Formal (Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan,
dan Andragogi). Bandung: Remaja Rosdakarya
Robinson Kenneth R. 1981. A Hand Book of Training Management. London : Kogan Page Ltd
Sudjana, Djuju. 2000. Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:
Nusantara Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar