Senin, 23 Maret 2015

PENTINGNYA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM RANGKA MEWUJUDKAN MASYARAKAT GEMAR BELAJAR



Saat ini, pendidikan luar sekolah adalah bagian penting dari sistem pendidikan yang mempunyai tugas dan peranan yang sama dengan sistem pendidikan lainnya dalam memberikan pelayanan dalam pendidikan yang bersifat non formal kepada masyarakat. Sasaran dari pendidikan luar sekolah yang semakin luas dan menyeluruh tidak hanya sekedar melayani masyarakat yang terpinggirkan (marginal)  seperti masyarakat buta aksara, anak putus sekolah, dan para lansia, akan tetapi sasaran pendidikan luar sekolah saat ini sudah menjangkau pada anak-anak usia dini, anak-anak yang bersekolah dalam situasi pembelajaran di rumah atau dapat kita sebut homeschooling, serta masyarakat yang membutuhkan sebuah kecakapan-kecakapan tertentu untuk mendapatkan pengalaman kerja.
Mengingat betapa pentingnya sasaran tersebut, maka program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidikan luar sekolah harus terus diperluas lagi untuk ke depannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat. Pada prinsipnya, perluasan kegiatan atau program-program pendidikan luar sekolah juga harus sejalan dengan pemikiran baru tentang konsep belajar (learning). dimana belajar yang terkesan hanya dilakukan pada konsep persekolahan sudah tidak tepat lagi dan mulai bergeser di luar persekolahan. Pada saat ini, belajar merupakan hal yang universal untuk diterapkan oleh tiap individu, mulai dari mereka lahir sampai meninggal sehingga muncullah konsep pembelajaran sepanjang hayat. Sehubungan dengan hal ini ada sebuah definisi belajar (learning) yang dikemukakan oleh Robinson sebagai berikut : ‘’Learning as knowledge got by study‘’ (Robinson, 1981:84). Pada definisi ini, tergambar adanya kesadaran dan kemauan pada diri warga didik (learner), tidak memandang usia  untuk memperoleh pengetahuan atau untuk mengubah tingkah lakunya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas belajarnya.
Sehubungan dengan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka masalah yang perlu dipecahkan yang berkaitan dalam judul atau tema makalah ini adalah : Seberapa pentingkah keberadaan pendidikan luar sekolah dalam mewujudkan masyarakat yang gemar belajar?Bagaimana strategi pendidikan luar sekolah dalam mewujudkan masyarakat gemar belajar?  Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ditujukan bagi penulis makalah dan pembaca makalah. Tujuan bagi penulis, yaitu makalah ini dimaksudkan untuk membahas mengenai betapa pentingnya pendidikan luar sekolah dalam mewujudkan masyarakat yang gemar belajar. Sementara itu bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan untuk menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan terutama pada hal yang berkaitan dengan pendidikan luar sekolah.

Pendidikan Luar Sekolah dan Masyarakat Gemar Belajar
Proses pembangunan yang berjalan semakin cepat, menuntut keikutsertaan jutaan orang dewasa yang terdidik, sementara lembaga pendidikan formal yang ada tidak mampu untuk menjangkau permasalahan-permasalahan pendidikan di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat diketahui pada daerah-daerah tertentu sejumlah penduduk menemukan bahwa sistem pendidikan persekolahan tidak mampu untuk membekali keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan untuk bersaing secara terbuka dalam masyarakat teknologis.
Proses pendidikan tersebut, mengembang ke luar dari sistem-sistem formal terstruktur ke dalam suatu sistem konfigurasi baru dari suatu rangkaian pemikiran dan pengalaman yang terpisah secara melebar dan jenis pertemuan lainnya dengan mendayagunakan fasilitas yang tersedia. untuk itu, pendidikan luar sekolah dapatlah dijadikan sebagai solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Pendidikan luar sekolah adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan secara terorganisasikan, terencana di luar sistem persekolahan, yang ditujukan kepada individu ataupun kelompok dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. (Santoso dalam Marzuki, 2010:105). Peran pendidikan luar sekolah sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal merupakan suatu konfigurasi yang kontekstual dan kehidupan yang relevan, sehingga mampu mewujudkan program atau kegiatan pendidikan non formal yang strategis di masyarakat. Senada dengan hal tersebut, Jansen (dalam Marzuki, 2010:107) mengemukakan bahwa tujuan dari pendidikan luar sekolah adalah membimbing dan merangsang perkembangan sosial ekonomi suatu masyarakat ke arah peningkatan taraf hidup.
Perubahan, pengembangan, dan perluasan program dari pendidikan luar sekolah memberikan sebuah apresiasi dan paradigma baru terhadap cara-cara yang dilakukannya. Pendidikan luar sekolah dapat berperan dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat, terutama bagi orang dewasa, baik bagi mereka yang tidak memiliki akses kepada pendidikan formal  maupun bagi mereka yang dalam pendidikan formalnya tidak banyak ditemui dan tidak relevan lagi dengan situasi perkembangan di lingkungannya sesuai dengan perkembangan zaman. Munculnya konsep masyarakat gemar belajar sepanjang hayat, mendorong individu, lembaga, asosiasi, masyarakat yang peduli akan pendidikan atau badan usaha lain untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan cara berpikir baru dalam merespon tantangan kebutuhan baru masyarakat tentang pendidikan dan belajar (learning). Sekolah sebagai lembaga formal sudah tidak mampu lagi menjadi wadah kebutuhan yang diinginkan masyarakat sekarang dan badan-badan bisnis sudah tidak lagi mengurusi bisnis semata, melainkan juga bergeser untuk ikut serta dalam mengurus pendidikan, terutama pendidikan non formal.
Kehadiran organisasi-organisasi baru bermuatan pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan tanpa label sebagai tambahan, perluasan lanjutan, dan lainnya memberi kepuasan dan kemudahan kepada masyarakat untuk belajar membelajarkan diri, sehingga dapat menjadi self supporting organizations untuk ikut serta dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah. Ada beberapa peran masyarakat tertentu dalam mengembangkan program-program yang berkaitan dengan pendidikan luar sekolah, diantaranya adalah : masyarakat ikut membangun PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat), SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), Lembaga Kursus dan Pelatihan, pendidikan keagamaan dalam bentuk pesantren memberikan bekal kepada para santri tidak hanya dalam bentuk pendidikan agama, tetapi sudah bergeser kepada pendidikan umum dan keterampilan berwirausaha sebagai bekal hidup di masyarakat nanti.
Sosialisasi usaha pendidikan berskala luas melalui organisasi masyarakat dalam dunia pendidikan memunculkan istilah baru, yaitu learning community  atau masyarakat gemar belajar. Konsep learning community mengharuskan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari berbagi pengalaman antara teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, atau disekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar. Dalam kelompok-kelompok yang anggotanya hetorogen seharusnya orang  yang terampil atau kaya ide membantu yang tidak mampu, yang pandai mengajari yang lemah dan begitu seterusnya. Proses ini akan memberikan perubahan perilaku (entering behavior). Kegiatan saling belajar (kerjasama) ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa sungkan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak harus saling mendengarkan. Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa manjadi sumber belajar, dan ini berarti bahwa setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman.
Terciptanya masyarakat gemar belajar dapat memberikan nuansa baru dan nafas pendidikan di tengah masyarakat, kondisi ini dicermati sebagai suatu wujud nyata model pendidikan sepanjang hayat yang diterapkan dalam program-program atau kegiatan pendidikan luar sekolah. Fenomena tersebut mendorong terbukanya kesempatan kepada masyarakat untuk belajar lebih luas sepanjang hidupnya sehingga tumbuh semangat dalam diri mereka untuk belajar secara langsung dan mandiri (self directing learning) dan memperkuat keberdayaan pendidikan (educadibility)-nya agar selalu mendidik diri dan masyarakat di lingkungannya, adalah merupakan sisi positif dari kehadiran konsep-konsep yang mendasari pendidikan non formal.

Strategi dalam Mewujudkan Masyarakat Gemar Belajar
Terwujudnya masyarakat gemar belajar, dapat menciptakan berbagai peluang pada pendidikan luar sekolah di tempat yang mudah diakses dengan cara-cara yang sesuai dengan potensi, keterampilan dan kecakapan warga belajar untuk lebih giat lagi dalam mencari informasi baru yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya. Dengan semakin luasnya pelaksanaan pendidikan non formal pada satuan pendidikan luar sekolah, maka lima strategi dasar yang perlu untuk dikembangkan adalah (Sudjana, 2000:37) :
1) Pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), adalah masyarakat dipandang sebagai subjek pembangunan. masyarakat diakui memiliki potensi untuk berkembang dan sedemikian rupa ditumbuhkan untuk membangun dirinya.
2)     Pendekatan partisipatif (participatory approach), mengandung pengertian bahwa masyarakat, lembaga-lembaga terkait, dan atau komunitas dilibatkan dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan masyarakat.
3) Pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dalam pembangunan masyarakat perlu adanya kerjasama dengan pihak lain (terintegrasi), terkoordinasi, dan sinergi.
4) Pendekatan berkelanjutan (continuation approach), pembangunan masyarakat dilakukan secara berkesinambungan, untuk itulah pembinaan kader yang berasal dari masyarakat adalah hal yang paling pokok.
5)    Pendekatan budaya (cultural approach), penghargaan budaya dan kebiasaan, adat istiadat yang tumbuh di tengah masyarakat dalam pembangunan masyarakat perlu untuk diperhatikan.
Dengan kelima strategi tersebut, maka pendidikan luar sekolah seperti apa yang dibutuhkan masyarakat dalam arti program pendidikan luar sekolah yang mampu menyentuh dan mengangkat masyarakat menjadi lebih baik dalam kehidupannya (better living) yang ditandai dengan meningkatnya kecakapan hidup maupun pendapatan ekonominya, kesadaran akan lingkungan sosialnya, atau masyarakat yang mengerti dan memahami bagaimana ia membangun dirinya. Mengacu pada prinsip dan strategi dasar yang perlu diperhatikan pendidikan luar sekolah mengingat pentingnya pendidikan luar sekolah dalam rangka perannya di dalam menumbuhkan masyarakat yang gemar belajar adalah :
a)      Mengembangkan program-program pendidikan luar sekolah yang mampu mengembangkan masyarakat sehingga mereka memiliki daya penyesuaian (adaptability), daya lentur (flexibility), ,inovatif, dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang baik.
b)  Mengembangkan program-program pendidikan yang mampu mengangkat kemiskinan masyarakat pedesaan dan perkotaan, baik melalui program pendidikan keterampilan maupu jenis program pendidikan lain yang mampu menyentuh kebutuhan nyata dalam kehidupan masyarakat.
c)      Mengenali permasalahan yang ada di masyarakat yang dapat dijadikan atau disentuh melalui peran-peran dan tugas-tugas pendidikan non formal secara nyata dengan tetap menjaga keaslian asas pembangunan masyarakat oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.
d)  Mengembangkan program-program pendidikan luar sekolah dengan tetap mengacu pada teknologi pendidikan luar sekolah yang inovatif, serba baru, dan berbiaya murah.
 

Kesimpulan
Berdasarkan pada pentingnya peran dari pendidikan luar sekolah serta strategi dasar pengembangannya dalam mewujudkan masyarakat yang gemar belajar, maka kajian pendidikan luar sekolah itu sendiri diarahkan pada dua hal, yaitu pertama, mengenai kajian pendidikan luar sekolah itu sendiri (kajian internal), kajian ini berhubungan dengan kajian kurikulum (program pendidikan luar sekolah), model program pendidikan luar sekolah, sasaran program pendidikan luar sekolah, serta keberadaan pendidikan luar sekolah sampai saat ini. Kedua, kajian pendidikan luar sekolah berkaitan dengan pandangan masyarakat dan pemerintah terhadap program-program pendidikan luar sekolah (pengakuan), kajian ini bisa disebut juga sebagai kajian eksternal. Kajian ini penting karena masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai sasaran pendidikan luar sekolah saja, akan tetapi masyarakat dipandang sebagai pelaku (sumber belajar) pendidikan luar sekolah itu sendiri. Sedangkan harapan terhadap pemerintah hanya berhubungan terhadap pengakuan keberadaan dari pendidikan luar sekolah, karena pendidikan ini harus mendapatkan tempat yang sama dengan pendidikan persekolahan (formal) sehingga ke depannya nanti pendidikan luar sekolah dapat dijadikan alternatif baru bagi masyarakat yang ingin mendapatkan layanan pendidikan yang tidak mereka dapatkan pada pendidikan formal. 

 DAFTAR RUJUKAN


Marzuki, Saleh. 2010. Pendidikan Non Formal (Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi). Bandung: Remaja Rosdakarya

Robinson Kenneth R. 1981. A Hand Book of Training Management. London : Kogan Page Ltd

Sudjana, Djuju. 2000. Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press




Tidak ada komentar:

Posting Komentar